Perdagangan internasional membawa risiko penyebaran hama dan penyakit yang dapat memengaruhi tanaman, hewan, dan manusia. Impor dan ekspor tanaman hidup, buah-buahan, sayuran, dan produk-produk tumbuhan lainnya dapat membawa risiko penyebaran penyakit tumbuhan seperti bakteri, virus, jamur, dan hama tanaman. Penyakit tumbuhan yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan ekonomi yang besar pada sektor pertanian dan lingkungan.

Untuk mengurangi risiko hama dan penyakit dalam perdagangan internasional, banyak negara menerapkan protokol karantina yang ketat, pemeriksaan kesehatan, dan regulasi perdagangan yang memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan dan kesehatan tertentu. Kerja sama internasional dalam hal pemantauan, pelaporan, dan tindakan pencegahan juga penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit lintas batas.

Standar sanitasi sering kali berkaitan dengan keamanan pangan, pengendalian penyakit hewan yang dapat ditularkan ke manusia (zoonosis), serta kontrol terhadap penyakit-penyakit tertentu yang dapat menyebar melalui produk-produk hewan seperti daging, susu, dan telur.

Standar phytosanitary menekankan pada perlindungan tanaman dari penyakit, hama, dan organisme pengganggu lainnya yang dapat merusak hasil pertanian. Ini juga melibatkan pengawasan terhadap impor dan ekspor produk-produk tumbuhan serta langkah-langkah untuk mencegah penyebaran organisme pengganggu yang berpotensi merusak tanaman di suatu wilayah.

Sanitasi dan fitosanitasi, sangat penting dalam perdagangan internasional karena produk-produk pertanian dan pangan sering menjadi subjek regulasi ketat dari negara- negara tujuan impor.

Penilaian instalasi karantina adalah kajian atau penilaian yang dilakukan atas rekomendasi hasil penilaian instalasi karantina. Instalasi karantina adalah bangunan, lahan, peralatan, dan sarana pendukung yang digunakan untuk melakukan tindakan karantina. Tindakan karantina adalah upaya pencegahan masuk dan penyebaran hama, penyakit, atau organisme pengganggu dari luar negeri atau dari satu area ke area lain di dalam negeri.

Dalam konteks perdagangan internasional, karantina tumbuhan sangat penting untuk melindungi ekosistem dan pertanian suatu negara. Tempat Lain adalah suatu tempat di luar instalasi karantina tumbuhan yang dipergunakan sebagai tempat pelaksanaan tindakan karantina.

Tempat lain sebagaimana dapat digunakan sebagai tempat pelaksanaan tindakan karantina, setelah mendapat penetapan dari Kepala Badan Karantina atau persetujuan dari Kepala UPT Karantina sesuai dengan wilayah layanan. Penetapan tempat lain oleh Kepala Badan Karantina dilakukan untuk pengasingan dan pengamatan. Persetujuan tempat lain oleh Kepala UPT Karantina sesuai wilayah layanan dilakukan untuk pemeriksaan, penahanan, perlakuan, dan/atau pemusnahan.

Evaluasi penilaian Tempat Lain dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan monitoring dan evaluasi apakah seluruh persyaratan teknis sudah dapat dipenuhi oleh perusahaan yang mengajukan permohonan penilaian Tempat lain atau belum di Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan D.I. Yogyakarta sehingga diharapkan akan dapat mendukung kelancaran kegiatan ekspor (pengeluaran) media pembawa secara tehnis secara   efektif                          sesuai              dengan          pedoman         yang                         berlaku.

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

    Kegiatan penilaian Tempat Lain diluar pemasukan dan pengeluaran di Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan dengan berpedoman Undang-undang nomor 21 tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan serta pada Permentan 38 tahun 2014 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan di Luar Tempat Pemasukan dan Pengeluaran.

    Kegiatan analisa penilaian Tempat Lain dilakukan dengan melaksanakan analisis terhadap hasil laporan kegiatan penilaian yang dibuat oleh petugas karantina tumbuhansetelah melaksanakan penilaian teknis Tempat Lain.

    HASIL KEGIATAN DAN ANALISA

      A. PERSYARATAN TEMPAT LAIN SESUAI PERUNTUKAN

      Persyaratan tempat lain sesuai peruntukan sebagai berikut:

      1. Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaaan Secara Visual.
        1. Lahan terbuka dengan konstruksi lantai semen, aspal atau paving blok:
          1. dapat menampung media pembawa, pembungkus, dan alat angkut;
          1. berpagar keliling;
          1. terjaga dari vegetasi liar, sampah, dan kotoran lain;
          1. tersedia alat bantu yang memudahkan pelaksanaan tindakan pemeriksaan kesehatan secara visual diantaranya fork lift, crane, tangga, troli, dan alat pengambil sampel jika diperlukan;
          1. dilengkapi dengan panel electric plug untuk reefer container apabila diperlukan; dan
          1. memiliki fasilitas penampungan limbah.
        1. Bangunan tersendiri atau bagian dari bangunan:
          1. lantai semen, keramik, atau ubin;
          1. terjaga kebersihannya;
          1. berventilasi baik dan tertutup dari masuknya hewan, antara lain burung, tikus, kucing, dan serangga;
          1. berpenerangan yang cukup;
          1. berpendingin dengan monitor suhu apabila diperlukan;
          1. memiliki fasilitas penampungan limbah;
          1. berpintu permanen yang dapat dilalui alat angkut; dan
          1. dilengkapi dengan alat pengendalian hama antara lain sprayer atau swing fog.
      • Green House/Screen House.

      Persyaratan yang harus dipenuhi meliputi:

      1. Desain Bangunan:
        1. bangunan tertutup dan disesuaikan dengan jenis media pembawa OPT/OPTK yang diperiksa;
        1. bentuk atap melengkung atau bersudut; dan
        1. kerangka bangunan dibuat dari logam galvanis atau logam lain anti karat (stainless steel).
        1. Pintu:
          1. memiliki pintu masuk ganda;
          1. pintu luar (pintu pertama) dibuat dari bahan yang kokoh, rapat dan dapat menutup secara otomatis;
          1. pintu kedua dapat dibuat dari kerangka aluminium dipadukan dengan kawat kasa; dan
          1. diantara pintu pertama dengan pintu kedua tersedia ruang ganti yang dilengkapi sekurang-kurangnya sepatu boot, wearpack, bahan atau larutan desinfektan.
      • Lantai:
        • untuk memudahkan perawatan, lantai sebaiknya dari semen;
        • jika menggunakan lantai tanah sebaiknya dilapisi bahan kedap air, misalnya plastik;
        • lubang pembuangan air harus ditutup dengan kasa anti karat; dan
        • di sekeliling bangunan harus dibuat parit isolasi dan berisi desinfektan.
        • Atap:
          • atap sebaiknya terbuat dari fiber glass bening atau polythene yang dilapisi dengan kasa kedap serangga (insect proof screen);
          • dalam hal menggunakan poly house (green house tanpa atap), bagian atas dinding harus ditutup rapat dengan kasa kedap serangga; dan
          • untuk mengatur intensitas cahaya matahari, di bagian atas-luar atau di bagian atas- dalam dapat dipasang paranet yang dapat dibuka-tutup sesuai kebutuhan.
        • Dinding:
          • dinding antara lain menggunakan kasa, polythene, atau polycarbonat; dan
          • dalam hal dinding menggunakan polythene, atau polycarbonat, bagian luar dilapisi dengan kasa kedap serangga.
        • Penutupan Lubang:

      setiap lubang antara lain lubang exhouse fan, lubang pembuangan air, yang terdapat pada bangunan harus ditutup dengan kasa kedap serangga (40-60 mesh).

      • Pengairan/Penyiraman:
        • memiliki fasilitas pengairan atau penyiraman yang memadai; dan
        • pengairan dapat berupa irigasi tetes (drip irrigation) atau pengabutan (misting).
        • Pemeriksaan Terhadap Proses Perkecambahan Benih (Seed Processing Unit). Persyaratan yang harus dipenuhi meliputi tersedianya:
          • ruang/gudang penyimpanan biji (benih) pra pengolahan yang berpendingin;
          • ruang/gudang penyimpanan biji (benih) berkecambah yang berpendingin;
          • tempat pencucian biji yang dilengkapi bak atau ember pencucian;
          • tempat untuk membersihkan biji dari pestisida, dilengkapi rak atau meja penirisan, kipas angin, dan timbangan digital;
          • tempat perendaman dan penirisan biji;
          • ruang inkubasi;
          • ruang seleksi dan sortasi;
          • ruang pengepakan;
          • alat pengendalian OPT (swing fog, power sprayer);
          • tempat pemusnahan/incenerator;
          • bak penampungan (septic tank); dan
          • ruang bagi petugas karantina untuk melakukan pemeriksaan apabila diperlukan.
      • Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan Secara Laboratoris.

      Persyaratan tempat pemeriksaan secara laboratoris dibedakan sesuai dengan kelompok OPT.

      1. Hama (serangga, tungau, moluska, nematoda) dan gulma. Laboratorium yang dipergunakan untuk pemeriksaan harus

      memiliki:

      1. pintu ganda;
        1. ruang ganti pakaian;
        1. pakaian dan alas kaki khusus untuk bekerja;
        1. meja pemeriksaan;
        1. pendingin ruangan;
        1. bak penampungan limbah laboratorium;
        1. bahan dan peralatan antara lain: alkohol, aquades, mikroskop stereo dan compound, loop, magnifier lamp, cawan petri, dissetting set, kuas kecil, nematoda kit (peralatan nematoda);
        1. tempat penyimpanan alat dan bahan; dan
        1. pictogram mengenai keamanan bekerja di laboratorium.
        1. Cendawan.

      Laboratorium yang dipergunakan untuk pemeriksaan harus memiliki:

      1. pintu ganda;
        1. ruang ganti pakaian;
        1. pakaian dan alas kaki khusus untuk bekerja;
        1. meja pemeriksaan;
        1. ruang preparasi;
        1. ruang inkubasi;
        1. ruang isolasi;
        1. pendingin ruangan;
        1. bak penampungan (septic tank) pembuangan laboratorium;
        1. peralatan dan bahan antara lain: alkohol, lactofenol, mikroskop stereo, microskop compound, loop, dissetting set, cawan petri (diameter 9 dan 20 cm), bakerglass, glass slide, cover slip, oven, autoclave, dan media tumbuh mikroorganisme;
        1. tempat penyimpanan alat dan bahan; dan
        1. pictogram mengenai keamanan bekerja di laboratorium.
        1. Bakteri.

      Laboratorium yang dipergunakan untuk pemeriksaan harus memiliki:

      1. pintu ganda;
        1. ruang ganti pakaian;
        1. pakaian dan alas kaki khusus untuk bekerja;
        1. meja pemeriksaan;
        1. ruang preperasi;
        1. ruang inkubasi;
        1. ruang isolasi;
        1. pendingin ruangan;
        1. bak penampungan (septic tank) pembuangan limbah;
        1. peralatan dan bahan antara lain: cawan petri, dissetting set, ELISA reader, mikroskop compund dan stereo, petridish (diameter 9 dan 20 cm), bakerglass, glas slide, cover slip, oven dan autoclave, glassware lainnya;
        1. tempat penyimpanan alat dan bahan; dan
        1. pictogram mengenai keamanan bekerja di laboratorium.
      • Virus dan Viroid.

      Laboratorium yang dipergunakan untuk pemeriksaan harus memiliki:

      1. pintu ganda;
        1. ruang ganti pakaian;
        1. pakaian dan alas kaki khusus untuk bekerja;
      • meja pemeriksaan;
        • ruang preperasi;
        • pendingin ruangan;
        • bak penampungan (septic tank) pembuangan laboratorium;
        • memiliki peralatan dan bahan antara lain: mikroskop compound, ELISA reader, glass ware, dissetting set, peralatan dan bahan untuk pengujian PCR dan/atau RT-PCR, tanaman indikator;
        • tempat penyimpanan alat dan bahan; dan
        • pictogram mengenai keamanan bekerja di laboratorium.
        • Bio Molekuler.

      Laboratorium yang dipergunakan untuk pemeriksaan harus memiliki:

      1. pintu ganda;
        1. ruang ganti pakaian;
        1. pakaian dan alas kaki khusus untuk bekerja;
        1. meja pemeriksaan;
        1. ruang preperasi;
        1. ruang isolasi;
        1. pendingin ruangan;
        1. bak penampungan (septic tank) pembuangan laboratorium;
        1. peralatan dan mesin ekstraktor DNA/RNA dan mesin PCR, perangkat elektroforesis dan pembaca gel hasil elektroforesis antara lain geldoc atau trans iluminator;
        1. tempat penyimpanan alat dan bahan; dan
        1. pictogram mengenai keamanan bekerja dilaboratorium.
      2. Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan Agens Hayati. Persyatan yang harus dipenuhi meliputi:
        1. terdiri atas laboratorium dan screen house;
        1. kedap serangga atau patogen (sesuai dengan jenis dan tujuan pemasukan agens hayati);
        1. mempunyai pondasi yang kuat terbuat dari beton agar terhindar dari pergeseran atau retakan yang memungkinkan lolosnya agens hayati;
        1. jendela laboratorium:
          1. dengan naungan untuk menghindari sinar matahari langsung;
          1. rapat dan cukup besar sehingga cahaya yang masuk cukup banyak; dan
          1. terdiri atas dua daun jendela kaca, kaca daun jendela luar dilaminating atau berlapis ram kawat sehingga tidak mudah pecah.
        1. mempunyai ruangan pembuka kemasan (unpacking room) yang kedap serangga atau patogen;
        1. memiliki pintu ganda, pintu masuk utama dan ruang penyangga atau ruang pembuka kemasan harus rapat dan memiliki pintu darurat yang kedap;
        1. memiliki ruang ganti pakaian diantara pintu pertama dan kedua;
        1. memiliki pakaian dan alas kaki khusus untuk bekerja di laboratorium dan/atau green house/screen house;
        1. dinding dan plafon laboratorium terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah rusak, semua persambungan harus rapat dan dilapisi perekat yang tidak mudah rusak misalnya silikon;
        1. air bekas pakai dikumpulkan dan dididihkan selama 5 (lima) menit lalu ditampung di

      septic tank;

      • laboratorium dan green house atau screen house memiliki pengatur suhu dan kelembaban;
      • mempunyai gudang penyimpanan bahan dan alat;
        • mempunyai ruang preparasi;
        • mempunyai bahan dan alat laboratorium;
        • mempunyai peralatan green house dan screen house seperti:
          • pot tanaman.
          • kurungan (cage), sebaiknya dari rangka aluminium, dinding dan atap dari kasa logam anti karat.
        • laboratorium:
          • mempunyai pintu masuk utama.
          • ruangan penyangga yang bebas aliran udara dilengkapi dengan lampu UV dan pintu yang benar-benar rapat.
          • terdapat ruang penerimaan kiriman.
          • mempunyai fasilitas penyimpanan (gudang).
          • ruang pemeliharaan agens hayati.
          • pintu darurat (untuk keluar).
          • lubang udara yang telah disaring.
          • ventilasi bersaringan untuk mengeluarkan udara.
          • tempat atau meja cuci.
          • lemari pendingin.
          • terdapat pictogram yang menerangkan kondisi laboratoium dan prosedur keamanan yang harus dilakukan sesuai dengan ketentuan Komisi Agens Hayati.
      • Tempat Pelaksanaan Tindakan Pengasingan dan Pengamatan.
        • Tempat tertutup berupa glass house, screen house atau poly house digunakan untuk melakukan tindakan pengasingan dan pengamatan terhadap tanaman/bibit tanaman yang memiliki tingkat risiko tinggi, termasuk bibit tanaman yang diperbanyak melalui kultur jaringan.

      Persyaratan yang harus dipenuhi, sesuai dengan persyaratan green house/screen house

      sebagaimana tercantum pada angka 1.3:

      1. Pintu:
        1. pintu masuk ganda;
        1. pintu luar (pintu pertama) dibuat dari bahan yang kokoh, rapat dan dapat menutup secara otomatis;
        1. pintu kedua dapat dibuat dari kerangka aluminium dipadukan dengan kawat kasa; dan
        1. diantara pintu pertama dengan pintu kedua tersedia ruang ganti yang dilengkapi sekurang-kurangnya sepatu boot, wearpack, bahan atau larutan desinfektan.
        1. Lantai:
          1. untuk memudahkan perawatan, lantai sebaiknya dari semen;
          1. jika menggunakan lantai tanah sebaiknya dilapisi bahan kedap air, misalnya plastik;
          1. lubang pembuangan air harus ditutup kasa anti karat untuk mencegah keluar- masuk hewan melata, tikus dan sebagainya; dan
          1. di sekeliling glass house, screen house atau poly house harus dibuat parit isolasi dan harus selalu berisi air, dalam hal tertentu pestisida dapat diaplikasikan pada parit isolasi.
      • Desain Struktur:
        • desain struktur instalasi tertutup dapat bervariasi, tergantung pada:
          • jenis tanaman media pembawa OPTK (MPOPTK) yang dikenakan tindakan pengasingan dan pengamatan; dan
          • lokasi dan kondisi iklim dimana instalasi pengasingan dan pengamatan dibangun.
        • atap glass house, screen house atau poly house dapat berbentuk melengkung atau bersudut; dan
        • kerangka bangunan dibuat dari logam galvanil atau logam lain anti karat (stainless steel).
        • Atap:
          • atap sebaiknya terbuat dari fiber glass bening atau polythene yang dilapisi dengan kasa kedap serangga (insect proof screen);
          • dalam hal menggunakan poly house (green house tanpa atap), bagian atas dinding harus ditutup rapat dengan kasa kedap serangga; dan
          • untuk mengatur intensitas cahaya matahari, di bagian atas-luar atau di bagian atas- dalam dapat dipasang paranet yang dapat dibuka-tutup sesuai kebutuhan.
      • Dinding:
        • dinding instalasi sebaiknya menggunakan kasa kedap serangga (insect proof screen); dan
        • jika dinding menggunakan polythene atau polycarbon, bagian luar dilapisi dengan kasa kedap serangga.
        • Penutupan Struktur Berlubang:
          • setiap struktur berlubang (contoh: lubang exhouse fan) yang terdapat pada instalasi harus ditutup dengan kasa kedap serangga (40-60 mesh); dan
          • kasa harus terbuat dari bahan anti karat (stainless steel/phosper bronze).
        • Pencahayaan/Pemanasan/Pendinginan:
          • fasilitas sebaiknya dilengkapi sumber cahaya/lampu yang mencukupi untuk pertumbuhan tanaman;
          • untuk daerah beriklim dingin (temperate) maka instalasi harus dilengkapi sumber pemanas yang dapat didistribusikan secara merata ke seluruh bagian instalasi dan diatur secara otomatis dengan thermostat; dan
          • untuk daerah beriklim panas (gurun) maka instalasi harus dilengkapi dengan sumber pendingin yang dapat didistribusikan secara merata ke seluruh bagian instalasi dan diatur secara otomatis dengan thermostat.
        • Pengairan/Penyiraman:
          • memiliki fasilitas pengairan dan/atau penyiraman yang memadai; dan
          • pengairan dapat berupa irigasi tetes (drip irrigation) dan atau pengabutan (misting).
        • Tempat Pembersihan dan Pencucian Pot:
          • dilengkapi fasilitas pembersihan, pencucian dan disinfeksi pot dan media tumbuh; dan
          • fasilitas pembersihan, pencucian, dan disinfeksi harus terpisah dengan instalasi utama (green house/screen house/poly house).
      1. Tempat Pengisian Pot/Potting Area:
        1. memiliki tempat untuk pengisian pot dengan media tumbuh dan tempat penyimpanan; dan
        1. tempat pengisian pot dan tempat penyimpanan harus terpisah dengan instalasi utama.
        1. Perlakuan Tanah:
          1. dilengkapi fasilitas untuk sterilisasi tanah dan media tumbuh lainnya;
          1. sterilisasi dapat dilakukan dengan cara fisik (pemanasan) atau dengan cara kimiawi (menggunakan pestisida); dan
          1. tanah yang telah disterilisasi diuji untuk memastikan bebas OPT/OPTK.
        1. Fasilitas Pemusnahan (Incenerator):
          1. memiliki sarana pemusnahan (incinerator) yang lokasinya terpisah dari instalasi utama; dan
          1. incenerator digunakan untuk memusnahkan tanaman/ bagian tanaman yang terinfeksi/terinfestasi OPT/OPTK dan bahan atau benda lain sebagai media OPTK.
        1. Rak Tanaman (Bench):
          1. dilengkapi rak-rak tempat meletakkan tanaman (benches);
          1. untuk memudahkan aktivitas, jarak antar rak sekurang-kurangnya 0,75 -1 meter;
          1. rak-rak tanaman dapat dipasang permanen atau tidak permanen agar mudah diatur menurut keperluan; dan
          1. rak terbuat dari bahan logam tahan karat.
        1. Pengelolaan Limbah:
          1. dilengkapi sarana pengelolaan limbah (limbah padat dan cair);
          1. limbah padat dapat dimusnahkan dengan terlebih dahulu dilakukan sterilisasi;
          1. limbah cair harus ditampung/dialirkan ke dalam septic tank melalui saluran tertutup atau pipa; dan
          1. septic tank dirancang untuk mencegah penyebaran OPTK dan tidak mencemari lingkungan.
        1. Standar Operasional Prosedur:

      memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mencakup seluruh kegiatan tempat pelaksanaan tindakan pengasingan dan pengamatan seperti pencatatan (record keeping), monitoring OPT, pengambilan dan pengiriman sampel, perlakuan dan tindakan lain yang diperlukan.

      1. Tenaga Pelaksana (Operator):

      fasilitas harus dioperasikan oleh tenaga terlatih di bidang budi daya tanaman, pemantauan/monitoring OPT, diagnostik OPT/OPTK, pencatatan dan tindakan perlindungan tanaman.

      • Tempat terbuka berupa lahan atau kebun yang terisolasi, dapat berupa areal pembibitan sebagai tempat menumbuhkan benih tumbuhan digunakan untuk melakukan tindakan pengasingan dan pengamatan terhadap benih atau bibit tanaman yang memiliki tingkat risiko tinggi, termasuk benih atau bibit tanaman yang diperbanyak melalui kultur jaringan, harus memenuhi persyaratan:
        • Lokasi:
          • dapat menampung dan sesuai untuk pertumbuhan benih atau bibit tanaman, serta perkembangan OPTK sasaran;
      • terisolasi dan memiliki batas-batas yang jelas dari segi kepemilikan dan daerah administratif; dan
        • tidak terdapat tumbuhan sejenis dan jika ada jarak dari vegetasi sejenis paling dekat 2 (dua) kilometer.
        • Keamanan:
          • berpagar keliling (dengan kawat berduri atau sejenisnya) untuk mencegah keluar masuk hewan atau pihak yang tidak berkepentingan;
          • pada pintu masuk dipasang tanda peringatan sebagai tempat pelaksanaan tindakan pengasingan dan pengamatan; dan
          • memiliki penanggung jawab keamanan.
        • Perlakuan Tanah/Media Tanam:
          • dilakukan pengujian tanah/media tanam untuk mengatahui OPT yang ada (khususnya cendawan dan nematoda); dan
          • dilakukan perlakuan tanah/media taman berupa pemanasan, solarisasi, dan/atau dengan bahan kimia (pestisida) untuk memastikan bebas OPT/OPTK.
        • Penghalang atau Penghambat (Barrier):
          • penghambat alami yakni tumbuhan liar (bukan inang OPTK sasaran) dengan kerapatan memadai (kerapatan alami) misalnya hutan primer atau hutan sekunder; atau
          • penghambat buatan yakni plastik polythene yang dipasang tegak lurus disekeliling lahan setinggi ± 3 meter, atau menanam rapat 3-4 baris tanaman penghambat seperti Daincha atau Sesbania.
        • Pengairan:
          • tersedia sumber air cukup dan sistem irigasi yang baik; dan
          • tidak melakukan penyiraman tanaman dengan sistem over head (sprinkler) untuk menghindari penyebaran OPTK melalui percikan air.
        • Drainase:
          • memiliki sistem drainase yang baik untuk menghindari banjir atau genangan air;
          • memiliki penampungan air; dan
          • jumlah dan kedalaman drainase disesuaikan dengan topografi lokasi.
        • Sanitasi:
          • bebas dari gulma dan tumbuhan liar; dan
          • memusnahkan sisa-sisa tumbuhan sebelumnya.
        • Fasilitas Pemusnahan (Incenerator): memiliki fasilitas pemusnahan (incenerator).
        • Standar Operasional Prosedur:

      memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang meliputi seluruh kegiatan tempat pelaksanaan pengasingan dan pengamatan seperti pencatatan (record keeping), monitoring OPT, pengambilan dan pengiriman sampel, perlakuan dan tindakan lain yang diperlukan.

      10.  Penanggungjawab:

      pemilik menunjuk penanggungjawab dan dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan petugas karantina tumbuhan.

      11)  Pembantu Pelaksana:

      pemilik menunjuk pembantu pelaksana untuk membantu petugas karantina tumbuhan selama pelaksanaan tindakan pengasingan dan pengamatan antara lain: tenaga administrasi, tenaga teknis terlatih di bidang budi daya tanaman, pemantauan/monitoring OPT, diagnostik OPT/OPTK, pencatatan, dan perlindungan tanaman.

      • Tempat Pelaksanaan Tindakan Perlakuan.
        • Tempat Perlakuan Fumigasi:
          • tempat memenuhi standar teknis pelaksanaan fumigasi, cukup luas dan jauh dari pemukiman penduduk;
          • mudah dijangkau dan memiliki akses transportasi;
          • memiliki fasilitas listrik dan air;
          • terlindung dari angin kencang dan hujan;
          • ventilasi dan pencahayaan yang cukup;
          • kondisi lingkungan aman;
          • bebas genangan air atau banjir;
          • memiliki lantai yang kedap gas (misalnya aspal atau beton yang kedap gas), selain itu lantai harus datar dan bersih dari batu atau benda tajam atau kotoran serta bebas dari retakan, saluran air atau celah lainnya yang dapat mengurangi sifat kedap gas lantai tersebut;
          • mempunyai sarana atau tempat yang dapat menjamin bebas dari kemungkinan terjadinya reinfestasi OPT; dan
          • untuk fumigasi fosfin tersedia tempat untuk deaktivasi fosfin.
        • Tempat Perlakuan Panas (Heat Treatment):
          • tempat perlakuan udara panas (air heat treatment):
            • merupakan tempat yang dirancang khusus sebagai tempat yang mampu menampung panas hingga mencapai suhu tertentu sesuai dengan kebutuhan;
            • sarana perlakuan udara panas dengan persyaratan sebagai berikut:
              • dinding kuat dan mampu menahan panas serta tidak mudah korosif;
              • langit-langit (ceiling) harus kuat, terbuat dari metal, tahan api, dan mampu menahan panas;
              • lantai terbuat dari beton, letaknya lebih tinggi dari permukaan tanah dan landai;
              • pintu harus kuat, terbuat dari metal dilapisi dengan insulator atau sejenisnya, mampu menahan panas, serta mudah dibuka dan ditutup;
              • struktur ruangan tempat perlakuan udara panas tidak boleh retak dan harus bersih;
              • sumber panas (heater) harus dapat menghasilkan panas sesuai dengan spesifikasi suhu dan waktu yang diperlukan, panas dapat menyebar secara merata dan dapat dikendalikan/ dikontrol secara otomatis; dan
              • dilengkapi dengan alat ukur (sensor) yang terpasang dalam ruangan, yang memiliki kemampuan ukur (readability) dengan skala minimal 0,1 serta dihubungkan dengan panel monitor yang secara jelas dan akurat dapat membaca hasil pengukuran yang terdiri atas:
              • minimal 1 (satu) pasang termometer alat ukur bola kering (dry bulb) danbola basah (wet bulb);
        • minimal berjumlah 3 (tiga) buah thermocouple yang dilengkapi kabel tahan panas;
          • probe thermocouple harus dapat mencapai inti komoditas; dan
            • instalasi dilengkapi blower, ventilasi (damper), heating valve (katup pemanas), sprayer, panel control.
          • tempat perlakuan uap panas (vapour heat treatment):
            • lokasi, konstruksi dan perancangan fasilitas itu harus memperhatikan norma- norma keselamatan;
            • fasilitas tersebut dapat terintegrasi dengan tempat pengemasan komoditas agar mudah dalam pengoperasiannya serta perawatannya;
            • fasilitas harus ditempatkan di suatu kawasan yang aman atau dilengkapi dengan pengaman untuk mencegah terjadinya reinfestasi OPT terhadap komoditas yang diperlakukan;
            • tempat perlakuan dilengkapi dengan penyaring pada ventilasi untuk mencegah masuknya OPT;
            • perlengkapan instalasi seperti sensor suhu, pencatat suhu dan kelembaban, peralatan uji tekanan dan pencatatnya dikalibrasi secara rutin;
            • kapasitas ketel uap cukup untuk menaikkan temperatur kamar dengan kisaran 50- 52oC serta memastikan bahwa suhu bubur kayu dapat mencapai 46-48oC yang dipertahankan dalam jangka waktu 4 jam;
            • terdapat sensor suhu portable/permanen untuk memonitor suhu pada saat perlakuan;
            • secara keseluruhan suhu tercatat dalam sebuah sistem perekaman; dan
            • terdapat fasilitas pembuangan untuk komoditas yang rusak selama perlakuan.
      • Tempat Pelaksanaan Tindakan Penahanan.

      Tempat yang disetujui untuk pelaksanaan tindakan penahanan dapat berupa lahan terbuka, bangunan tersendiri, dan/atau bagian dari bangunan, green house/screen house.

      Persyaratan tempat tersebut sama dengan persyaratan untuk pelaksanaan tindakan pemeriksaan secara visual, sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a, huruf b, dan huruf c (tidak termasuk peralatan yang diperyaratkan untuk pelaksanaan tindakan pemeriksaan), tempat tersebut harus dapat menampung seluruh media pembawa yang dikenakan tindakan penahanan.

      • Tempat Pelaksanaan Tindakan Pemusnahan.

      Persyaratan terhadap tempat yang akan ditetapkan sebagai tempat tindakan pemusnahan dengan cara pembakaran, sebagai berikut:

      1. jauh dari pemukiman dan atau perkantoran;
        1. mempunyai incenerator yang permanen, atau berupa lahan terbuka minimal 400 m2;
        1. berpagar permanen minimal setinggi ±2 (dua) meter;
        1. bersih dari vegetasi liar;
        1. tersedia alat bantu yang memudahkan pelaksanaan tindakan pemusnahan;
        1. dilengkapi dengan sarana pemadam kebakaran;
        1. tersedia instalasi listrik dan air; dan
        1. tersedia sarana keselamatan kerja dan kesehatan.

      Tim Kerja Karantina Tumbuhan BKHIT DIY